Halaman

Monday, September 30, 2013

Negeri sontoloyo

Negeri sontoloyo

like.jpeg
Tersebutlah sebuah kisah dari Negeri Sontoloyo. Di sana hiduplah Pak Sotoy bersama anaknya yang bernama Si Toloy. Pak Sotoy adalah orang terpandang di Negerinya. Pekerjaan beliau adalah pemahat patung Tuhan yang disembah oleh masyarakat Sontoloyo. Setiap hari tangan-tangan terampil Pak Sotoy memahat patung Tuhan dengan sangat hati-hati dan penuh penghayatan. Anak Pak Sotoy yang bernama si Toloy bekerja memasarkan hasil produksi bapaknya. Ia berdagang dengan memikul patung- patung Tuhan yang dibuat bapaknya. Sambil berkeliling Si Toloy berteriak-teriak, "Patung bisu, patung buta, patung tuli, ayo siapa mau beli". Masyarakat Negeri Sontoloyo sangat terusik dengan perilaku Si Toloy yang tak tahu adat dan menghina tradisi nenek moyang. Singkat cerita, masyarakat mengadukan perilaku anak Pak Sotoy itu kepada bapaknya. Maka dipanggillah Si Toloy dan di- interogasi, "Kenapa kamu berbuat seperti itu, apa alasanmu berkata begitu?". Si Toloy menjelaskan dengan santai, "Patung Tuhan itu bisu karena tidak bisa menjawab kalau ditanya. Patung Tuhan itu buta karena membiarkan peperangan, pencurian, dan penderitaan masyarakat. Patung Tuhan itu tuli karena tidak bisa mengabulkan doa dan permintaan". Dengan perasaan kesal lalu Pak Sotoy memerintahkan anaknya, "Kalau itu alasanmu, maka carilah olehmu Tuhan yang tidak bisu, tidak buta, dan tidak tuli !".

Maka setelah berpamitan Si Toloy pun pergi mencari Tuhan. Awalnya ia mengira bintang adalah Tuhan. Namun setelah melihat bulan yang terlihat lebih besar, maka ia percaya bahwa bulan adalah Tuhan. Ketika matahari terbit dengan cahaya yang lebih terang, maka Si Toloy pun yakin bahwa matahari adalah Tuhan. Sampai akhirnya ia pun berserah diri (muslimun) pada Tuhan semesta Alam. Maka Si Toloy pun mengajarkan pemahamannya yang ia beri nama ajaran kemanunggalan (Tauhid). Yaitu bahwa semua yang ada sesungguhnya adalah satu-kesatuan yang Maha Tunggal. Dengan pemahamannya ini ia mendapatkan kesadaran untuk membebaskan masyarakat Negeri Sontoloyo dari penghambaan kepada patung Tuhan. Dihancurkannya patung- patung itu dan ia sandarkan kampak besi miliknya di patung Tuhan yang paling besar. Ketika masyarakat mengetahui hal ini, maka dicarilah Si Toloy yang merupakan satu-satunya orang di Negeri itu yang membenci patung Tuhan. Ketika ditanyakan mengenai hal ini Si Toloy pun menjawab, "Tanyakan saja kepada patung Tuhan yang paling besar, kan dia yang punya kampak !". Mendengar jawaban Si Toloy, maka masyarakat pun mengadukan hal ini kepada Raja Negeri itu. Dengan perintah dari Sang Raja, maka Si Toloy pun dihukum dengan dibakar di alun-alun kerajaan. Melihat kejadian itu Pak Sotoy menangis karena kasihan pada anaknya. Si Toloy pun berkata, "Jangan takut Pak, Tuhan semesta alam pasti menolong". Ketika kayu bakar mulai dinyalakan, maka datanglah alien dari langit menawarkan bantuan. Maka Si Toloy pun berkata pada alien yang tidak kelihatan oleh orang lain itu, "Kalau bantuanmu, aku tidak butuh. Tapi kalau pertolongan Tuhan semesta alam, sangat saya harapkan". Maka Tuhan semesta alam ber-Firman kepada api, "Wahai api dinginlah kamu terhadap Si Toloy". Seketika itu juga api menjadi dingin bagi Si Toloy. Sejak kejadian itu banyak orang-orang yang mengikuti ajaran kemanunggalan yang dirumuskan oleh Si Toloy. Bahkan konon Si Toloy mendapatkan gelar kehormatan sebagai kekasih Tuhan semesta alam. Dan banyak diantara keturunan Si Toloy yang menjadi perumus ajaran- ajaran budi pekerti yang dibutuhkan oleh masyarakat Negeri Sontoloyo pada zamannya masing-masing. Hikmah Cerita Di Atas: Sampai kapan kita mau menyembah Tuhan pahatan orang lain yang hanya pandai MEMATUNG dan berdiam diri? Kapankah kita mau mulai berpikir dan mencari Tuhan semesta alam yang Firman-Nya sanggup mendinginkan api? Ataukah kita merasa nyaman dengan ajaran nenek moyang yang sudah tidak cocok lagi untuk diterapkan di zaman sekarang? Semuanya terserah pada diri anda masing-masing. Bagi saya, saya tidak butuh konsep Tuhan yang tidak berguna. Saya hanya butuh solusi yang nyata dan bisa dibuktikan kebenarannya. Yaitu solusi yang bisa saya bagikan untuk mengeluarkan umat manusia dari semua masalah kehidupannya selama-lamanya.


By : Suthojiwo
Share on Facebook Share on Twitter

No comments:

Post a Comment

Matur suwun sanget sampun mampir dateng blogger khulo